Rabu, 04 November 2020

DASAR DESAIN GRAFIS X TKJ

  Petunjuk!!

  1. Silahkan pelajari materi berikut lalu di rangkum di buku tulis sebagai bahan belajar
  2. Isi daftar hadir di kolom komentar dengan format :
  • Nama : . . . . .
  • Kelas : . . . .
MENERAPKAN HASIL PRINSIP - PRINSIP TATA LETAK ATAU LAYOUT


1. DEFINISI TATA LETAK

A.     Pengertian Layout / Tata Letak
Layout didalam bahasa memiliki arti tata letak. Sedangkan menurut istilah, layout merupakan usaha untuk menyusun, menata, atau mem koadukan elemenelemen atau unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel dll) menjadikan komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik. Di sini diperlukan pertimbangan ketika sedang mendesain suatu infomasi yang seefektif mungkin. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

B.     Dalam teori tataletak dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: 
1. Membuat tataletak miniatur/sketsa mini (thumbnail) yaitu tahapan perancangan dalam menentukan komposisi unsur-unsur yang akan di tempatkan. visualisasinya masih berupa seketsa kolom teks dan kolom gambar. 
2.  Membuat tata-letak (rought lay out) yaitu tahapan perancangan yang sudah berwujud gambar dan teks
3.  Membuat tata letak konperhensif/lengkap yaitu tahapan perancangan dimana keseluruhan sudah disusun dengan baik dan teratur. sudah final dan sudah bisa di cetak. 

Prinsip-prinsip Desain
Prinsip-prinsip desain ialah suatu guide  yang dapat membantu anda dalam membuat desain sehingga desain akan mudah dan dapat menghasilkan desain yang good layout dan tidak menghasilkan desain yang dazzling.  Dengan menggunakan prinsip desain tersebut seorang desainer dapat dengan  mudah menyatukan komposisi dan kesan yang akan disampaikan pada sebuah desain.
Di dalam desain grafis terdapat 4 prinsip-prinsip yang dapat membantu menentukan  bagaimana menggunakan elemen desain.prinsip desain juga dapat membantu anda untuk  menggabungkan berbagai elemen desain ke dalam tata letak yang baik.

1. Prinsip Keseimbangan/Balance
Berkenaan dengan kualitas bobot atau kesan berat ringannya suatu karya. Keseimbangan dapat dibuat secara formal atau dengan istilah yang lazim disebut setangkep (jawa) atau simetris. Keseimbangan dapat di buat pula secara informal atau asimetris dan keseimbangan radial atau memancar. Contoh :

2. Prinsip Kesatuan/Unity
Prinsip ini dapat tercapai apabila terpenuhi prinsip keseimbangan, irama, penekanan, proporsi, dan keselarasan. Teori-teori Psikologi Gestalt tentang kedekatan, ketertutupan dan kesamaan dapat membantu terpenuhinya prinsip kesatuan dalam karya Seni Rupa. Contoh

3. Prinsip Irama
Prinsip ini di timbulkan dari kesan gerak dari unsur yang melekat pada karyanya yang dapat diupayakan melalui pengulangan, pergantian, perubahan ukuran, dan gerak mengalun. Contoh :
4.prinsip  Penekanan (Kontras)
Prinsip seni rupa yang terakhir adalah Penekanan. Penekanan dalam merealisasikan gagasan desain, merupakan faktor utama yang ditonjolkan karena kepentingannya, kadang ada faktor pendukung gagasan yang penyajiannya tidak perlu mengundang perhatian, meskipun keberadaannya dalam keseluruhan desain tetap penting. Prinsip penekanan dapat dilakukan dengan distorsi ukuran, bentuk, arah, irama, warna kontras, dan lain-lain.contoh gambar:



5. Prinsip Proporsi atau Perbandingan

Upaya pengaturan yang berkenaan dengan ukuran antara bagian satu dengan bagian lainnya. Besar kecil, luas, sempit, panjang pendek, atau tinggi rendah adalah persoaalan Proporsi. Dalam Seni Rupa prinsip proporsi ini digunakan untuk mempertimbangkan perbandingan bidang kertas atau kanvas dengan objek yang digambar atau di lukis. Prinsip perbandingan lebih menekankan pada varisasi atau keragaman ukuran unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam satu kesatuan yang utuh. Contoh :


6. Prinsip Keselarasan
Lazim disebut dengan prinsip Harmoni atau Keserasian adalah timbul dengan adanya kesamaan, kesesuaian, dan tidak adanya pertentangan. Dalam Seni Rupa prinsip Keselarasan dapat dibuat dengan cara menata unsur-unsur yang mungkin sama, sesuai dan tidak ada yang berbeda secara mencolok. Contoh :

1. Grid System
 
Grid ini merupakan grid yang diciptakan sebagai solusi dari permasalahan saat menata elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Tidak hanya itu, Grid System ini juga digunakan sebagai alat untuk mempermudah dalam membuat sebuah penataan benda. Grid System ini adalah struktur dua demensi yang terdiri dari sumbu horisontal dan sumbu vertikal sehingga akan tersusun kolom dan baris. Tujuan utama dalam  desain grafis dari grid ini untuk menciptakan suatu rancangan yang mudah dipahami oleh masyarakat dan memuaskan dari segi keindahannya.
2. The Golden Selection
Kata Golden selection biasa terdengar di lingkungan perkuliahan bidang arsitektur. Tidak hanya di bidang arsitektur, dalam bidang desain grafis proporsi ini juga digunakan. The Golden Selection menjadi dasar pembuatan ukuran kertas dan biasa digunakan juga untuk menyusun keseimbangan sebuah desain. Proporsi agung sudah ditemukan sejak zaman kuno. Golden Selection atau biasa disebut proporsi agung atau lebih dikenal dengan istilah Fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua jumlah bilangan sebelumnya dimulai dari nol. Biasanya deret ini memiliki rasio 8 : 13 yang sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, dan lainnya. Deret bilangan: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21,  34, 55, 89, 144, 233, 337, …
3. The Symetrical Grid
Dalam grid yang satu ini, halaman sebelah kanan akan terbalik persis dengan bayangan cermin halaman sebelah kiri, hal ini memberikan dua margin yang sama baik luar maupun dalam. Biasanya margin luar lebih lebar daripada margin dalam. Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographeryang merintis layout klasik berasal dari Jerman, ia membuat layout ini dengan didasari ukuran halaman dengan proporsi 2:3.

Prinsip prinsip tata letak dalam desain grafis



Dalam desain diketahui ada 6 (enam) prinsip utama seperti yang dikatakan oleh Tom Lincy dalam bukunya “Design Principle for Desktop Publishing”. Enam prinsip tersebut adalah:


  1. Proporsi (proportion).
  2. Keseimbangan (balancing).
  3. Kontras (contrast) .
  4. Irama (rhythm) .
  5. Kesatuan (unity) .
  6. Keselarasan (Harmony).



Berikut adalah penjelasan dari keenam prinsip tersebut.



1. Proporsi (proportion)




Kesebandingan (proporsi) merupakan perbandingan ukuran yang digunakan untuk menentukan perbandingan yang dianggap tepat antara panjang dengan lebar antara bagian dengan bagian lain atau bagian dengan unsur secara keseluruhan.

Sejak jaman klasik sudah digunakan teori kesebandingan yang dikenal dengan The Golden Section yang sudah banyak diterapkan dalam bidang seni, arsitektur, dan spiritual karena pendekatannya terkait dengan hal yang bersifat ideal dan tentunya menyentuh sisi-sisi ketuhanan sebagai sesuatu yang absolut. Golden Section juga dikenal dengan nama The Golden Mean, Golden Ratio, dan Divine Proportion (The Golden Section).

Lukisan Monalisa sudah
menggunakan prinsip golden ratio


The Golden section yang termasuk di dalamnya satu set konstruksi geometrik untuk memisahkan satu ruas garis menjadi banyak bagian dimana nilai rasio/perbandingan garis yang panjang berbanding total panjang garis sama dengan atau mendekati nilai perbandingan dari garis yang pendek berbanding dengan garis yang panjang. 

The Golden mean sebagai sebuah rasio/perbandingan kompleks yang berasal dari huruf Yunani µ (phi) menggambarkan satu set figur geometrik yang termasuk di dalamnya : garis, segiempat, dan spiral.

Langkah-langkah menata tata letak untuk menciptakan proporsi :

  1. Tentukan unsur –unsur yang akan ditampilkan dalam layout.
  2. Tentukan unsur utama yang akan menjadi pusat perhatian.
  3. Unsur yang menjadi prioritas dan sebagai pendukung dapat menggunakan warna yang mencolok atau sebaliknya.
  4. Berikan ruang kosong untuk memberikan kesempatan kepada unsur utama untuk menyampaikan pesannya.
  5. Mainkan beberapa bidang atau unsur dengan variasi ukuran sesuai peran masing-masing dalam komposisi tersebut.


2. Keseimbangan (balance)


Keseimbangan atau balance secara visual dapat diartikan kondisi yang sama berat. Pembagian tersebut dapat dilihat dengan prioritas horizontal (kanan kiri) dan vertikal (atas bawah).

Setiap karya desain grafis harus dapat mengkomunikasikan informasi secara jelas sekaligus estetis, hal itu memerlukan keadaan keseimbangan pada unsur-unsur yang ada di dalamnya agar tujuan tersebut dapat tercapai. Keseimbangan akan lebih terlihat ketika anda menyatukan pandangan pada sebuah desain secara keseluruhan, sehingga tidak tertangkap kesan berat sebelah, penuh sebelah, ramai sebelah dan seterusnya.

Ada dua metode pendekatan dalam menciptakan keseimbangan :



  • Keseimbangan simetris (formal balance)





Merupakan keseimbangan yang berdasarkan pengukuran dari pusat yang menyebar dan membagi sama berat antara kiri dan kanan maupun atas dan bawah secara simetris atau setara. Keseimbangan ini bersifat sederhana, terkesan resmi atau formal.



  • Keseimbangan asimetris (informal balance)




Merupakan keseimbangan yang tersusun atas unsur-unsur yang berbeda antara kiri dan kanan namun dari komposisinya terasa seimbang. Keseimbangan asimetris dapat dilakukan dengan penyusunan ukuran, garis, warna, bidang dan tekstur. Di satu sisi menempatkan beberapa unsur dengan ukuran kecil dan disisi lain dengan satu unsur yang berukuran besar sehingga terasa imbang. Keseimbangan ini terkesan dinamis, tidak monoton dan tidak formal.



Langkah-langkah menata tata letak untuk menciptakan keseimbangan :

  1. Posisikan beberapa objek, dengan orientasi vertikal maupun horizontal.
  2. Dapat menggunakan dua objek yang berbeda atau objek yang sama.
  3. Perhatikan pusat elemen pada halaman.
  4. Tempatkan beberapa unsur visual kecil di satu daerah untuk menyeimbangkan satu blok besar bidang, gambar atau teks.
  5. Buatlah satu atau dua objek dengan bentuk aneh dan membuat bentuk biasa.
  6. Masukkan teks dengan tebal tipis atau ukuran yang berbeda untuk menciptakan ringan berat serta gunakan kombinasi warna yang berbeda.
  7. Berikan spasi besar sekitar blok teks atau foto gelap.



3. Irama (rhythm)







Irama adalah pola tata letak (layout) yang dibuat dengan melakukan pengulangan unsur-unsur tata letak secara teratur agar menciptakan kesan yang menarik. Irama menyebabkan kita dapat merasakan adanya pergerakan, getaran, atau perpindahan dari unsur satu ke unsur lain.Irama visual tersebut dapat berupa repetisi maupun variasi.
Repetisi adalah irama yang dibuat dengan pengulangan unsur visual yang teratur, tenang dan tetap/konsisten. Sedangkan variasi adalah pengulangan unsur visual yang disertai perubahan bentuk, ukuran dan warna. Irama diciptakan dengan tujuan tertentu, misalnya untuk membuat kesan teratur dapat diciptakan dengan repetisi. Sedangkan variasi untuk menciptakan kesan dinamis, dan atraktif.



Dengan adanya irama / pengulangan dapat mengajak mata pemirsa untuk mengikuti arah gerakan yang terjadi pada sebuah karya visual. 



Langkah-langkah menata tata letak untuk menciptakan irama :

  1. Gandakan objek dengan bentuk dan ukuran yang sama untuk menciptakan sebuah ritme biasa. 
  2. Gandakan objek dengan variasi ukuran semakin besar atau dengan variasi bentuk yang berbeda untuk menciptakan ritme yang dinamis.
  3. Menggandakan objek dengan bentuk yang sama untuk menciptakan objek baru.
  4. Untuk media yang terdiri dari beberapa halaman masukkan unsur dan posisi yang sama pada setiap halaman, misalnya buku/newsletter.
  5. Untuk yang terbit beberapa edisi perlu ada penempatan unsur-unsur yang sama dan pada posisi yang sama pada setiap edisi misalnya newsletter misalnya majalah.



4. Kontras(contrast) 




Dalam menyampaikan informasi perlu disusun berdasarkan prioritas, sehingga akan muncul informasi mana yang paling penting dan perlu ditonjolkan. Sehingga informasi tersebut akan dieksekusi melalui elemen visual yang kuat dan mencolok. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip kontras yaitu adanya perbedaan yang mencolok pada beberapa unsur tata letak.
Kontras dapat anda lakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan menggunakan warna yang berbeda sehingga lebih mencolok, ukuran foto/ilustrasi dibuat besar diantara yang kecil, menggunakan pemilihan font yang berbeda typefont maupun ukurannya, mengganti irama serta arah juga dapat anda lakukan.
Sehingga tujuan utama dalam penerapan prinsip kontras adalah untuk memberikan penekanan (emphasis) yaitu untuk mengarahkan pandangan pembaca pada suatu yang ditonjolkan (focal point/stopping power/center of interest). Semua istilah tersebut memiliki arti yang sama yaitu pusat perhatian untuk merebut perhatian dan menghentikan pembaca dari aktivitasnya.



Harapan setiap desainer adalah selalu ingin setiap orang menoleh ke desainnya, sehingga tanpa adanya stopping power yang kuat karya desain grafis hanya akan dilewatkan orang begitu saja. Akan tetapi dalam menciptakan kontras jangan terlalu berlebihan, ditampilkan secukupnya saja karena apabila terlalu berlebihan justru akan menimbulkan kerumitan, ketidakteraturan dan kontradiksi yang jauh dari kesan harmonis. Sehingga tetap memperhatikan kesederhanaan, menonjolkan semua unsur sama dengan tidak ada yang ditonjolkan.

Langkah-langkah menata tata letak untuk menciptakan kontras:

  1. Masukkan objek , ilustrasi atau unsur lainnya dengan ukuran yang berbeda
  2. Letakkan bagian yang penting dari teks (headline) pada sudut melengkung atau posisi yang berbeda daripada teks yang lainnya di kolom lurus.
  3. Gunakan huruf tebal, hitam untuk headline dan jenis teks ringan untuk bodytext
  4. Buatlah bidang yang besar di sebelah gambar kecil /sedikit teks 
  5. Pilihlah warna yang berlawanan atara unsur utama untuk memisahkan atau menekankan 
  6. Gunakan jenis font yang berbeda untuk headline yang membawa informasi penting dengan informasi pendukung 



5. Kesatuan (unity)




Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada keselarasan dari unsur-unsur yang disusun, desain bisa dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis. Prinsip kesatuan juga dikenal dengan istilah Proximity yang artinya kedekatan. Prinsip ini dipakai untuk menyatukan unsur-unsur layout seperti tipografi, ilustrasi, warna, dll. Dengan adanya kesatuan itulah, unsur-unsur didalamnya akan saling mendukung dan melengkapi sehingga diperoleh fokus sesuai tujuan yang diinginkan. Prinsip kesatuan memiliki peran untuk menyatukan arah.



Sebuah karya desain sebaiknya mempunyai point of view, artinya sebagai arah perhatian yang mula-mula harus diberikan oleh respondennya. Arah juga dapat diartikan sebagai alur untuk mengamati/membaca sebuah karya. Dengan demikian, kesatuan menjadi pemahaman yang menyeluruh terhadap karya desain dalam menyampaikan pesan kepada pembaca. Selanjutnya fungsi kesatuan untuk menyatukan bentuk. Sebuah karya desain yang berisi unsur-unsur yang rumit/abstrak secara terpisah akan  lebih sulit dicerna. Dengan adanya kesatuan setiap unsur tersebut bisa saling menjelaskan sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca.



Dengan prinsip kesatuan membantu menyatukan unsur menjadi sebuah keluarga yang menghasilkan tema yang kuat dan menciptakan kombinasi visual yang saling mengikat.



Langkah-langkah menata tata letak untuk menciptakan kesatuan (unity)

  1. Membentuk suatu hirarki dari jenis ukuran untuk unsur utama, subheads, teks, dan lain-lain sesuai dengan format 
  2. Mendekatkan elemen-elemen agar berdampingan atau bersinggungan 
  3. Konsisten dengan jenis font, ukuran, dan gaya untuk judul, subheads, keterangan, headers, footers, dll pada beberapa media  
  4. Menggunakan palet warna yang sesuai dengan tema (misalnya warna merah untuk tulisan Red 
  5. Memperderetkan foto dan teks yang sama dengan grid baris.


6. Keselarasan (harmony).


Keselarasan merupakan prinsip desain yang diartikan sebagai keteraturan tatanan diantara bagian-bagian suatu karya. Keselarasan dalam desain merupakan pembentukan unsur-unsur keseimbangan, keteraturan, kesatuan, dan perpaduan yang masing-masing saling mengisi dan menimbang.
Keselarasan (harmony) bertindak sebagai faktor pengaman untuk mencapai keserasian seluruh rancangan penyajian. Keserasian atau harmoni dapat dicapai dengan mengatur kesamaan arah, kesamaan bentuk meskipun berbeda ukuran atau dengan tekstur yang memiliki sifat sama. Pakailah warna gelap untuk yang memiliki karakter berat dan warna terang untuk yang berkarakter ringan.


6 komentar:

Salma Hanifah mengatakan...

Nama: Salma Hanifah
Kelas:X TKJ 1

Ratna Ningsih mengatakan...

Nama : Ratna ningsih
Kelas : X TKJ 1

Muroh mengatakan...

Nama: Fatihatul ma'muroh
Kelas: X TKJ 1

Unknown mengatakan...

Nama:intan nur aisyah
Kelas:X tkj 1

Ratna Aliffia mengatakan...

Nama:Ratna Aliffia
Kelas:X TKJ 1

Unknown mengatakan...

Nama:Wahyu Ninda Suci Cahyati
Kelas:X TKJ 1

Komunikasi Lisan dan Tertulis

  Komunikasi Lisan dan Tertulis Komunikasi adalah salah satu cara manusia berhubungan dan berinteraksi satu sama lain.  Kita melakukan komun...